Maumere – Posko Muhammadiyah di Maumere melaporkan pada hari minggu (10/02/2013) bahwa Air menjadi kebutuhan utama untuk warga yang saat ini masih tinggal di Pulau Palue tidak adanya sumber air bersih dan bak penampungan air hujan rusak atau terisi abu akibat erupsi Gunung Rokatenda berturut-turut 12 dan 16 Desember 2012, serta 2 Februari 2013 yang lalu.
Indrayanto, tim asistensi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang berada di Posko Muhammadiyah di Maumere menambahkan bahwa penduduk pulau gunung api yang diameternya tidak kurang dari delapan kilometer tersebut bila cuaca laut tidak mendukung pelayaran, otomatis terisolir dari bantuan. “Satu satunya sumber air sudah tertutup tidak bisa digunakan lagi, bak bak penampungan air hujan banyak yang pecah dan terisi abu vulkanik sehingga tidak bisa menampung air,” terang Indrayanto .
Saat ini ada sekita 8000 jiwa yang memilih bertahan di pulau Palue. Sarana kesehatan yang ada tidak memadai, karena puskesmas sudah tidak efektif beroperasi, kegiatan belajar mengajar disekolah belum berjalan maksimal dan mata pencaharian dari bercocok tanam sudah tidak bisa lagi dilakukan.Hal tersebut menurut Indrayanto diperparah dengan kegiatan melaut para nelayan yang masih belum berjalan sama sekali.
Tidak berfungsinya puskesmas di ibu kota kecamatan Awa yang rusak diterjang banjir lahar dingin dan petugas kesehatan yang masih mengungsi di maumere belum kembali. “Demikian juga sebagian guru masih mengungsi ke Maumere, sehingga kegiatan belajar mengajar di Pulau Palue tidak berjalan dengan baik,” ucapIndrayanto.
Bantuan Muhammadiyah
Posko Muhammadiyah di Maumere , Sabtu (9/2) melakukan pengadaan 370 paket sembako yanng terdiri dari beras, ikan teri, minyak goreng, gula teh kopi, sabun, sikat pasta gigi, shampo, dan juga 60 paket peralatan sekolah dan mengumpulkan seragam sekolah. Paket tersebut berasal dari dana masyarkat yang dihimpun oleh LAZISMU dalam program Dana Siaga Bencana yang digalang sepanjang tahun bersama MDMC.
Sementara, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sikka juga melegkapi bantuan itu dengan menggerakkan penggalangan dana warga Muhammadiyah untuk membuat paket air bersih dengan jerigen 5 liter sejumlah 200 jerigen isi air siap minum. Distribusi direncanakan segera dilakukan menggunakan kapal TNI AL. “Kami menunggu cuaca mendukung pelayaran ke Pulau Palue, semoga sebelum rabu (13/2) bisa berlayar ke sana” terang Indrayanto.
Selain itu, Posko Muhammadiyah dengan DANA SIAGA BENCANA yang dihimpun LAZISMU, serta dilengkapi dengan dana yang dihimpun warga Muhammadiyah di Mumere, hari ini, Ahad (10/2) akan mendistribusikan 70 paket sembako kewilayah Waturia, sebuah wilayah penampungan warga Pulau Palue yang mengungsi di Maumere dan sekitarnya.
Tercatat 1578 jiwa warga Palue yang mengungsi di Maumere dan sekitarnya, diiantaranya ada 93 balita, 6 ibu hamil dan 38 orang lansia. “Tersebar di Kecamatan Magepanda, Alok, Alok Barat, Alok Timur dan Kangae” terang Abdul Khaliq Ar Rasyid, Koordinator Posko. Pemerintah Kabupaten Sikka mengeluarkan kebijakan tanggap darurat selama 7 hari terhitung dari tanggal 2 – 9 februari 2013 dan dimungkinkan akan diperpanjang lagi 7 hari kedepan.Pada tanggal 3 februari 2013 BPBD telah berusaha mengevakuasi seluruh warga yang berada di pulau Palue namun warga sebagian besar menolak memilih tinggal di uwa, wilayah yang terlindungi dari letusan gunung rokatenda. Di Maumere BPBD juga membangun empat tempat penampungan pengungsi, yaitu di stadion Gelora Samador, Dinsos, Sos Waturia, dan Madawat, namun tempat tersebut tidak pernah ditempati pengungsi.
MDMC bersama LAZISMU terus melakukan penghimpun bantuan melalui rekening:
Bank Mandiri 123.009.900.8999 a.n. Lazis Muhammadiyah Kemanusiaan , Bank BCA 878.0. 171.171 a.n. Lazis Muhammadiyah Kemanusiaan .
Posko Muhammadiyah di Maumere : 081338051600 (Rosyid)
Tim Asistensi dari MDMC : 081228324625 (Indrayanto)
Konfirmasi Donasi : 021-3150400 (LAZISMU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar