Pencegahan
dan pengendalian penyakit dalam simpanan sangat tergantung macam penyakit dan
keadaan lingkungan. Usaha-usaha yang efektif ialah :
a.
Mengetahui
kehadiran (adanya) pada biji sebelum ditanam
Untuk
maksud ini perlu pengujian kesehatan biji. Jika terbukti terdapat patogen dalam
jumlah yang cukup besar, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah mencegah
penanaman dan diadakan perlakuan biji. Tujuan perlakuan biji ialah untuk
mencagah terjadinya infeksipada bibit pada tanaman dewasa. Dengan
perlakuan ini
maka inokulum yang berada dipermukaan atau di dalam biji dapat mati secara
langsung. Bagi biji yang sudah terinfksi, maka perlakuan biji bersifat kuratif,
selain juga dapat melindungi benih terhadap patogen yang berada dalam tanah.
Dalam kondisi umum yang dimaksud perlakuan biji selalu dihubungkan dengan
pemakaian zat-zat kimia, tetapi ini adalah sesuatu hal yang salah.
Perlakuan-perlakuan biji selain pemakaian dengan perlakuan panas, sinar ultra
violet, infra merah dan sebagainya. Karena pemakaian zat kimia mempunyai segi
yang mnguntungakan dari pada cara ynag lain, maka cara ini banyak dipakai
orang. Menurut kegunaannya, perlakuan biji pada dasarnya ialah
1. Desinfestan,
menginaktifkan/ mematikan jasad yang ada dipermukaan biji
2. Desinfektan,
efektif terhadap jasad-jasad hidup pada bagian biji yang lebih dalam, dan
3. Protektan,
yang melindungi biji dari serangan jasad hidup yang berada dalam tanah
Secara
praktis semua bahan untuk perlakuan biji adalah desinfestan, tetapi ada
beberapa yang desinfektan dan protektan. Tetapi formal dehida dapat berfungsi
sebagai desinfestan maupun desinfektan, tetapi tidak bersifat protektan
b.
Mengukur
kandungan air bahan dan suhu secara teratur serta mengambil contoh secara
berkala untuk mengevaluasi kondisi dan daya simpan
Kandungan
air bahan yang seimbang dengan lengas nisbi udara 65 persen atau kurang, pada
suhu rendah dapat mencegah serangan jamur simpanan. Menurut Hall (1970)
kerusakan akibat jamur simpanan dan bakteri dapat dicegah dengan cara menyimpan
bahan dengan kandungan air rendah atau kandungan air yang seimbang dengan
lengas nisbi udara kurang dari 65 persen untukm daerah tropis. Suhu dan lengas
nisbi yang dapat menghambat perkembangbiakan beberapa jasad hidup di gudang pemyimpanan.
c.
Aerasi
Aerasi
gudang mampu menurunkan dan menyeragamkan suhu, sehingga dapat menurunkan
proses-proses biologis di dalam gudang. Keseragaman suhu akan mencegah
perpindahan air di antara butiran biji-bijian yang disimpan.
d.
Fumigasi dan
sanitasi
Sanitasi
khususnya pada tempat penyimpanan biji. Sehingga sebagai contoh penggunaan
khloropirikin atau gas formaldehida sebagai fumigan selama 24 jam dalam gudang
penyimpanan.
e.
Pemberian bahan
kimia atau fungisida
Pemberian
fungsida biaanya dipakai untuk mencegah atau mematikan patogen-patogen dalam
simpanan. Sedang pemberian bahan pengawet seperti halnya luprosil pada beras
dapat menghambatpenyusutan beras, pertumbuhan jamur, mempertahankan warna
beras, rasa, warna dan bau nasi terutama pada konsentrasi 0,6 persen (Syamsidi,
1989).
f.
Cara lain untuk
menghindari penyakit di dalam simpanan
Dengan
mencegah adanya infeksi dalam pertanaman. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
memelihara tanaman yang sehat atau mengadakan pertanaman di daerah dimana
keadaan lingkungannya tidak memungkinkan pertumbuhan patogen.
g.
Lama penyimpanan
Mengenai
kemungkinan bahwa patogen mempunyai jangka waktu tertentu bertahan dalam biji,
maka hal ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengurangi banyaknya
inokulum yang terdapat pada biji. Sebagai contoh :
-
Jamur
o
Fusarium
moniliforme (jagung) bertahan 8 tahun
o
Ustilago nuda (barley) bertahan 11 tahun
-
Bakteri
o
Xanthomonas
oryzae (padi) bertahan 2,5 tahun
o
Baketri yang
menyerang kedelai bertahan 0,5 tahun
-
Virus
o
Tobacco Ring
spot (tembakau) bertahan 5
tahun
o
Bean Common
Mosaik (kedelai) bertahan 2 tahun
Dengan
adanya batas umur patogen, pencgahan penyakit biji dapat dilakukan dengan
mengatur waktu penyimpanan, tetapi untuk ini perlu diperhatikan penurunan mutu
dari biji tersebut.
h.
Karantina
Suatu
cara untuk mencegah agar patogen atau bahan yang terinfeksi tidak dapat masuk
ke daerah dimana patogen tersebut terdapat. Dalam praktek, cara bekerjanya
karantina adalah pemilihan biji harus selektif, karena tidak mungkin untuk
memeriksa semua bahan atau biji yang didatangkan dari luar negeri atau daerah
lain. Bila akan mengimpor biji sebaiknya berasal dari daerah yang diketahui
bebas patogen. Harus diingat bahwa suatu patogen mungkin tidak berarti di suatu
daerah, tetapi dapat meluas dan merusak di daerah lain, dimana keadaan iklim
dan cara bercocok tanamnya lebih menguntungkan bagi patogen ataupun disebabkan
karena variasi tanaman didaerah itulebih peka terhadap serangan patogen
tersebut.
Sumber :
Rasminah, Siti. 1997. Penyakit dalam Simpanan
(Penyakit Gudang). FP-UB. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar