Bahan
1. Beras giling atau jagung giling 1 kg
2. air bersih secukupnya, bebas
chlorin/kaporit/desinfektan
3. kapas dan Alkohol 80%
Alat
1. Kompor dan dandang untuk mengukus
2. Tampah, sendok teh
3. kantong plastik tahan panas ukuran 250 gram dan ukuran
1 kg secukupnya
4. staples
Cara Membuatnya:
1. Penyiapan media menir
a. Cuci bersih beras giling atau
jagung giling.
b. Panaskan air dalam dandang hingga
mendidih, kemudian kukus beras/jagung giling selama 45 menit hingga setengah
matang. Angkat lalu dinginkan.
c. Setelah dingin, beras/jagung
giling dimasukkan kedalam kantong plastik ukuran 250 gr sebanyak 100 gram
sampai bahan habis
d. Setelah dimasukkan dalam kantong
plastik kecil, masukkan dalam kantong plastik besar untuk disterilisasi.
2. Sterilisasi
Panaskan air dalam dandang hingga mendidih, masukkan media bersama
plastiknya, kemudian kukus selama 60 menit. Matikan api kompor biarkan
dingin dengan sendirinya selama satu hari, tutup dandang jangan sekali-kali
dibuka untuk menghindari kontaminasi.
3. Inokulasi
Media yang telah disterilisasi, kemudian dilakukan inokulasi dengan starter
Beauveria bassiana. Perbandingan starter dengan media adalah 5 gram Beauveria
bassiana dalam tiap plastik isi 100 gram media. Pengambilan starter menggunakan
sendok teh dan dilakukan secara hati-hati di ruangan yang bersih lalu di
staples.
Tuang beberapa tetes alkohol ke telapak tangan dan usapkan secara merata seperti
membasuh tangan. Lakukan sterilisasi sendok dengan cara celupkan kapas dalam
alkohol 80% kemudian usapkan pada sendok tersebut.
4. Inkubasi
Setelah proses inokulasi selesai, plastik disusun pada tampah dengan
menggunakan rak bambu di dalam ruangan yang bersih dan kering, terhindar dari
lalu lalang orang. Inkubasikan (simpan) selama 10-15 hari, media beras/jagung
giling akan ditumbuhi oleh jamur dengan benang yang berwarna putih kapas yang
menandakan pembiakan Beauveria bassiana berhasil. Hasil biakan telah siap
diaplikasikan di lapangan.
Teknik aplikasi
1. Dosis umum untuk tangki sprater ukuran 14 liter air
adalah ± 50 gram biakan Beauveria bassiana. Ambil setengah bungkus plastik
kecil (50 gram) dimasukkan dalam ember yang berisi air bersih seperempat atau
setengah bagian, kemudian media diremas-remas secara perlahan hingga jamur
terlepas dari media, masukkan dalam tanki srayer dengan disaring terlebih
dahulu menggunakan kain yang tipis agar gumpalan tidak menyumbatt nozel
sprayer.
2. Aplikasi penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore
hari berkisar pk. 15.00 – 18.00, agensia hayati Beauveria bassiana tidak tahan
terhadap sengatan terik matahari dan dapat menyebabkan kematian. Aplikasi akan
lebih efektif jika kelembaban udara tinggi pada lingkungan lahan. Penggunaan
perekat, perata, dan pembasah dianjurkan mengingat jika usai penyemprotan turun
hujan akan menyebabkan efektivitas agensia hayati Beauveria bassiana menurun.
Jangan mencampur aplikasi ini dengan fungisida khususnya yang berbahan alkalis!
3. Lakukan aplikasi dengan Hati, itikadkan
bahwa kita hanya mengendalikan populasi organisme pengganggu tanaman (OPT)
bukan “membasmi”nya. Ulangi perlakuan penyemprotan setiap 5 hari sekali, dengan
teknik tersebut hama pengganggu seperti walang sangit, semua jenis wereng,
kumbang, dan beberapa jenis ulat, dapat dikendalikan dengan baik, dan hasil
panen dapat optimum, tentunya harus senantiasa bersyukur atas karunia dari
Allah pencipta Alam Semesta. Salam lestari!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar