SYARAT
TUMBUH
Pisang
dapat tumbuh di daerah tropis baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu
optimum untuk pertumbuhan adalah 27°C, dan suhu maksimumnya 38°C, dengan
keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan 2000-2500 mm/tahun atau paling tidak
100 mm/bulan. Apabila suatu daerah mempunyai bulan kering berturut-turut
melebihi 3 bulan maka tanaman pisang memerlukan tambahan pengairan agar dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik.
TEKNOLOGI
BUDIDAYA
1. Pembibitan
Salah
faktor yang mementukan keberhasilan usaha tani pisang adalah tersedianya bibit
yang berkualitas, yaitu bibit yang bebas hama penyakit dan sehat. Selain itu
jumlahnya harus cukup dan jenis pisangnya sesuai dengan yang diinginkan. Untuk
menyediakan bibit pisang adalah dengan memanfaatkan rumpun pisang sehat. Bibit
bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol dan bit yang diperbanyak secara tradisional
maupun kultur jaringan. Teknologi perbanyakan dengan kultur jaringan hanya
dapat dilakukan oleh perusahaan besar karena biaya investasi awal yang sangat mahal
dan belum dapat memenuhi kebutuhan varietas lokal yang beragam jumlahnya, sehingga
pembibitan secara sederhana dipandang masih layak diterapkan.
Ada
3 cara perbanyakan bibit pisang secara sederhana dengan memanfaatkan bagian
rumpun pisang yaitu:
1) Perbanyakan dengan anakan
Bibit
pisang yang berasal dari pemisahan anakan untuk langsung ditanam di kebun.
·
Bahan yang
paling baik digunakan adalah anakan pedang (tinggi 41-100 cm), daunnya
berbentuk seperti pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung (20-40 cm) kurang baik
jika ditanam langsung karena bonggolnya masih lunak dan belum berdaun sehingga
mudah kekeringan. Sedangkan anakan dewasa (tinggi >100 cm) terlalu berat dalam
pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan karena telah memiliki
daun sempurna.
·
Bibit anakan
setelah dipisahkan harus segera ditanam, jika terlambat akan meningkatkan
serangan hama penggerek dan kematian di kebun. Apabila pada saat tanam kekurangan
air dalam waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati bagian batangnya,
tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih mampu untuk tumbuh dan memulai
pertumbuhan kembali membentuk bonggol baru diatas bonggol yang lama.
·
Untuk
menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam anakan dipotong 5 cm diatas
leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm dibawah permukaan tanah.
2) Perbanyakan dari bit
anakan/mini bit
Bahan
yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya
40-150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa). Cara membuatnya sebagai berikut
:
·
Pemisahan anakan
dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis/tembilang bermata
lebar, sehingga kondisi bonggol masih utuh.
·
Bonggol
dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, kemudian dipotong 1 cm diatas
leher bonggol. Pada titik tumbuh di pusat bonggol dikorek dengan lebar dan
dalam ± 3 cm menggunakan pisau yang runcing.
·
Rendam dalam air
hangat dengan suhu ± 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/lt
air selama 15 menit kemudian ditiriskan. Untuk menghindari serangan hama pada
saat perendaman dapat juga diserta pemberian insektisida sesuai dosis yang
dianjurkan.
·
Untuk merangsang
munculnya tunas, bonggol di semai dalam bedengan, disusun secara berjajar
dengan bagian titik tumbuh tetap mengarah ke atas, masing-masing bonggol diberi
jarak antara 5 cm kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir dan pupuk
kandang setebal ± 5 cm. Penimbunan dilakukan selama 3-5 minggu atau sampai tumbuh
tunasnya. Selama penimbunan perlu dijaga kelembabannya dengan penyiraman setiap
hari secukupnya terutama bila tidak ada hujan.
·
Bila tunas telah
tumbuh dan telah mempunyai 1-2 lembar daun, bonggol diangkat dari timbunan,
kemudian dibelah searah membujur dari permukaan atas bonggol sampai dasar
sebanyak tunas yang tumbuh. Bila bonggol terlalu besar dapat dikurangi dengan
menipiskan potongan dikiri dan kanan tunas.
·
Tunas hasil
belahan (bit) disemai di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanam
kemudian diletakkan ditempat teduh/naungan.
·
Setelah umur 1
bulan bibit dipindahkan ke tempat terbuka dan siap ditanam ke lapang bila bibit
sudah berumur 2 bulan.
·
Perawatan yang
utama adalah penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dilakukan 2
minggu sekali menggunakan Urea 2 gr/lt air dengan cara dikocor.
3) Bonggol dari tanaman yang
sudah dipanen
·
Bonggol diangkat
dari tanah dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan
dari akar dan tanah yang menempel.
·
Bonggol kemudian
dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian
direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan
dosis 2 gr/lt air selama 15 menit kemudian ditiriskan.
·
Bit setelah
ditiriskan kemudian ditanam di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media
tanah dan pupuk kandang 1 : 1. Setelah ditanam, benih diletakkan pada tempat
teduh/naungan selama 1 bulan dan pada bulan kedua diletakkan ditempat terbuka.
·
Perawatan yang
diperlukan adalam penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat
diberikan melalui pengocoran larutan pupuk urea dengan konsentrasi 2 gr/lt air
setiap 2 minggu.
·
Bibit ditanam di
kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.
2.
Persiapan
Lahan
Lahan
dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran 50 cm x 50
cm x 50 cm sekitar 2 minggu – 1 bulan sebelum tanam agar bibit yang ditanam dapat
tumbuh dengan cepat. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah lapisan bawah.
Penutupan lubang tanam dilakukan degan memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.
3. Waktu Tanam
Menanam
pisang sebaiknya pada awal musim hujan agar terhindar dari kekeringan pada awal
pertumbuhan dan masuk musim kemarau buah sudah siap dipanen. Idealnya untuk
mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2
tahap
(setahun 2 kali)
dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam
lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara
jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk mengatur waktu panen
dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13, 17 yang memungkinkan masih
adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
4. Penanaman
Jarak
tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Mas dan Barangan jarak
tanam 2 m x 2 m. Jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka 3 m
x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian
pupuk kandang pada lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam.
5. Pemupukan
Sebelum
penanaman, lobang tanam diberi pupuk kandang 10 kg/lobang, dibiarkan 1-2
minggu. Sedang pupuk anorganik yang diberikan adalah 350 kg Urea + 150 kg
SP-36, dan 150 kg KCL per ha/tahun atau 0,233 kg Urea, 0,10 kg SP-36 dan 0,10
kg KCl per tanaman. Untuk tanaman yang baru ditanam diberi 3 kali yaitu ¼ saat
tanam dan sisanya dibagi dua umur 3 bulan dan umur 6 bulan. Pupuk diletakkan pada
alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman dan ditutup tanah. Sedangkan untuk
tanaman umur 1 tahun atau lebih pupuk diberikan 2 kali yaitu awal musim hujan
dan menjelang akhir musim hujan.
6. Pemberian Agensia Hayati Antagonis
Untuk
pencegahan terhadap serangan penyakit layu, terutama yang disebabkan oleh jamur
Fusarium tanaman pisang dapat diberi agensia hayati seperti Trichoderma
sp. dan Gliocladium sp. Cara pengembangannya yaitu 250 g agensia
hayati (misal gliokompos) dicampur dengn 25 kg pupuk kandang mentah, diaduk
sampai merata. Dibiarkan selama 10-15 hari diudara terbuka dan tiap 3 hari
diaduk agar udara dapat masuk ke bagian dalam tumpukan pupuk kandang. Untuk
pengembangan selanjutnya campuran yang telah dibuat dapat dicampur lagi dengan
pupuk kandang sebanyak 500 kg dan dibiarkan selama 2 minggu - 1 bulan ditempat
teduh dalam keadaan lembab.
Pemberian
di lapangan sesuai dengan dosis pupuk kandang yaitu 10 kg/lubang tanam dicampur
dengan tanah bekas galian lubang tanam. Pemberian selanjutnya dilakukan pada
saat tanaman berumur 3 dan 6 bulan setelah tanam dengan cara menaburkan di
sekitar tanaman 0,5 kg /tanaman.
7. Pemangkasan
Pemangkasan
daun yang kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah
daun-daun yang tua menutupi anakan dan melindungi buah dari goresan daun. Pada
saat pembungaan setidaknya ada 6-8 daun sehat agar perkembangan buah menjadi
maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan
daun lagi. Daun bekas pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan kemudian
dibakar, selanjutnya alat pemangkas sterilisasi dengan desinfektan misalnya menggunakan
bayclean atau alkohol.
8. Penyiangan
Pengendalian
gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman berumur 1-5 bulan, terutama
3 bulan pertama harus dilakukan secara intensif. Setelah tanaman berumur 5
bulan pengendalian dapat dikurangi karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan
gulma. Pada saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena
tanaman sudah cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena herbisida. Penyiangan
dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan.
Pada
daerah yang pernah terserang penyakit layu Panama dan penyakit darah, penyiangan
dianjurkan menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan cangkul atau
koret untuk mencegah penularan penyakit karena kontak dengan alat.
9. Penjarangan Anakan
Penjarangan
anakan bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam dan
menjaga agar produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan
memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1
anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang
dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan
yang terletak diseberangnya.
10. Perawatan Tandan
Membersihkan
daun sekitar tandan terutama daun yang sudah kering. Selain itu membuang buah
pisang yang tidak sempurna yang biasanya pada 1-2 sisir terakhir, dan diikuti
dengan pemotongan bunga jantan agar buah pada tandan di atasnya dapat tumbuh
dengan baik. Kemudian buah dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna
biru ukuran 1 m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan
oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus, tandan yang
mempunyai masa pembuahan yang sama dapat diberi tanda (misal dengan tali rafia
warna yang sama). Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur
dan ukuran buah seragam. Agar tanaman tidak roboh sebelum buah dipanen, maka
dapat ditopang dengan bambu atau dengan mengikat pangkal tandan dengan kabel
atau tali yang dibentang diantara barisan tanaman pisang.
11. Sanitasi Kebun
Sanitasi
kebun bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun tetap sehat, sehingga
pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan baik. Sanitasi dilakukan 45
hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering, penjarangan anakan dan
pembuangan sisa tanaman bekas panen.
12. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa
penyakit utama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman
pisang, diantaranya adalah penyakit layu (layu fusarium dan layu bakteri),
bercak daun (Black dan Yellow Sigatoka, penyakit yang disebabkan virus terutama
virus kerdil pisang (Banana Bunchy Top Virus/BBTV). Sedangkan hama yang banyak
ditemukan adalah ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), Penggerek bonggol
(Cosmopolites sordidus Germar), Penggerek batang (Odoiporus
longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis)
dan burik pada buah (Nacolea octasema).
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyani, Nina dkk.
2008. Teknologi Budidaya Pisang. Seri
Buku Inovasi: TH/06/2008. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar