1.
Lalat
Bibit Kacang (Ophiomyia phaseoli)
Bioekologi
Lalat bibit kacang (Ophiomyia phaseoli) termasuk serangga dari jenis Diptera :
Agromyzidae. Lalat bibit kacang menyerang sejak tanaman muda muncul ke
permukaan tanah hingga berumur 10 hari. Lalat bibit kacang betina meletakkan
telur pada tanaman muda yang baru tumbuh. Telur diletakkan dalam lubang
tusukan
antara epidermis atas dan bawah keping biji atau disisipkan dalam jaringan
mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.
Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk lonjong dengan ukuran
panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah dua hari, telur menetas dan keluar
larva. Larva masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan
kedua, kemudian membuat lubang gerekan. Selanjutnya, larva menggerek batang
melalui kulit batang sampai ke pangkal batang dan berubah bentuk menjadi
kepompong. Pada pertumbuhan penuh, panjang larva mencapai 3,75 mm. Kepompong mula-mula
berwarna kuning kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan.
Serangan lalat bibit kacang ditandai oleh adanya
bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik-bintik
tersebut adalah bekas tusukan alat peletak telur (ovipositor) dari lalat bibit kacang
betina.
Pengendalian
Pengendalian lalat bibit kacang ini dapat dilakukan
dengan cara:
·
Mulsa jerami.
·
Perlakuan benih
(pada daerah endemik).
·
Penyemprotan
insektisida saat tanaman berumur 7 hari jika populasi mencapai ambang kendali
(1 imago/50 rumpun) dengan jenis insektisida Marshal 25 ST.
Bioekologi
Lalat batang (Melanagromyza sojae) termasuk serangga dari
jenis Diptera : Agromyzidae. Imago berwarna hitam, bentuk tubuhnya serupa
dengan lalat bibit kacang dengan sayap transparan. Ukuran tubuh serangga betina
1,88 mm dan serangga jantan 3,9 mm. Telur diletakkan pada bagian bawah daun
sekitar pangkal tulang daun di daun ketiga dan daun yang lebih muda. Telur
berbentuk oval dengan ukuran panjang 0,36 mm dan lebar 0,13 mm. Setelah 2-7
hari telur menetas menjadi larva dan memakan jaringan daun, kemudian menuju
batang melalui tangkai daun dan masuk serta menggerek batang bagian dalam.
Kepompong terbentuk di dalam batang dengan ukuran panjang 2,35 mm dan lebar 0,8
mm.
Serangan lalat batang
ditandai dengan adanya bintik-bintik bekas tusukan alat peletak telur pada daun
muda. Lubang gerekan larva pada batang dapat menyebabkan tanaman layu,
mengering dan mati. Lalat batang kacang dapat juga menyerang kacang hiris,
kacang uci, kacang hijau, Flemingia sp. dan
Phaseolus sublobatur.
Pengendalian
Pengendalian lalat batang ini dapat dilakukan dengan
cara:
·
Mulsa jerami.
·
Perlakuan benih
(pada daerah endemik).
·
Penyemprotan insektisida
saat tanaman berumur 12 hari jika populasi mencapai ambang kendali (1 imago/50
rumpun) dengan jenis insektisida Furadan 3 G.
3.
Lalat
Pucuk (Melanagromyza dolicostigma / Agromyza dolicostigma)
Bioekologi
Lalat pucuk (Melanagromyza dolicostigma / Agromyza dolicostigma) termasuk serangga
dari jenis Diptera : Agromyzidae. Serangga dewasa berupa lalat berwarna hitam,
bentuknya serupa dengan lalat bibit kacang. Panjang tubuh serangga betina 2,25
mm dan lebar tubuh 0,64 mm dengan rentang sayap 5,65 mm, sedangkan serangga
jantan mempunyai panjang tubuh 1,95 mm dan lebar 0,66 mm dengan rentang sayap
5,15 mm.Telur diletakkan pada permukaan bawah dari daun-daun bagian pucuk yang
belum membuka. Telur berwarna hijau keputih-putihan, berbentuk lonjong dengan
ukuran panjang 0,38 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah keluar dari telur, larva
memakan dan menggerek ke dalam jaringan daun kemudian menuju pucuk tanaman
melalui tulang daun. Panjang tubuh larva yang telah tumbuh penuh berkisar
3,3-3,76 mm dengan lebar 0,7 mm. Kepompong dibentuk di dalam batang bagian
pucuk. Panjang kepompong berkisar 2,35-2,55 mm dengan lebar 0,42 mm.
Serangan lalat pucuk
pada tingkat populasi tinggi menyebabkan seluruh helai daun layu. Serangan pada
awal pertumbuhan umumnya jarang terjadi, kematian pucuk berlangsung pada saat
pembungaan. Selain tanaman kedelai, lalat pucuk ini dapat juga menyerang kacang
uci, kacang buncis, Soya hispida,
Crotalaria juncea dan C. mucunoides
.
Pengendalian
Pengendalian lalat pucuk ini dapat dilakukan dengan
cara:
·
Varietas
toleran.
·
Mulsa jerami.
·
Perlakuan benih
(pada daerah endemik).
·
Penyemprotan
insektisida saat tanaman berumur 18 hari jika populasi mencapai ambang kendali
(1 imago/50 rumpun) dengan jenis insektisida Petrofur 3 G, Larvin 75 WP, Decis
2,5 EC, Bassa 50 EC, Ripcord 5 EC dan Regent 50 SC.
Daftar
Pustaka
Departemen Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. 2006. Hama, Penyakit dan
Masalah Hara pada Tanaman Kedelai. Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar