1.
Aphis
(Aphis glycines Matsumura)
Bioekologi
Aphis (Aphis
glycines Matsumura) termasuk serangga
dari jenis Diptera : Aphididae. Tubuh Aphis
glycines berukuran kecil, lunak dan berwarna hijau agak kekuning-kuningan.
Sebagian besar jenis serangga ini tidak bersayap, tetapi bila populasi
meningkat, sebagian serangga dewasanya membentuk sayap yang
bening. Aphis dewasa yang bersayap ini kemudian
berpindah ke tanaman lain untuk membentuk koloni yang baru. Serangga ini
menyukai bagian-bagian muda dari tanaman inangnya. Panjang tubuh Aphis dewasa
berkisar antara 1-1,6 mm. Nimfa Aphis dapat dibedakan dengan imagonya dari
jumlah ruas antena. Jumlah antena nimfa instar satu umumnya 4 atau 5 ruas,
instar dua 5 ruas, instar tiga 5 atau 6 ruas dan instar empat atau imago 6
ruas. Serangga muda (nimfa) dan imago sama-sama mengisap cairan tanaman.
Serangan pada pucuk tanaman muda menyebabkan
pertumbuhan tanaman kerdil. Hama ini juga bertindak sebagai vektor (serangga penular)
berbagai penyakit virus kacang-kacangan (Soybean
Mosaic Virus, Soybean Yelllow Mosaik Virus, Bean Yellow Mosaik Virus, Soybean
Dwarf Virus, Peanut Stripe Virus, dll.). Hama ini menyerang tanaman kedelai
muda sampai tua. Cuaca yang panas pada musim kemarau sering menyebabkan
populasi hama kutu daun ini tinggi. Sampai saat ini, kutu daun ini hanya
menyerang tanaman kedelai.
Pengendalian
Pengendalian Aphis ini dapat dilakukan dengan cara:
·
Tanam serempak.
·
Pemantauan
secara rutin, apabila populasi tinggi disemprot dengan jenis insektisida Nissuron
50 EC.
2.
Kutu
Bemisia (Bemisia tabaci Gennadius)
Bioekologi
Kutu Bemisia (Bemisia tabaci Gennadius) termasuk
serangga dari jenis Homoptera : Aleyrodidae. Serangga dewasa kutu kebul
berwarna putih dengan sayap jernih, ditutupi lapisan lilin yang bertepung.
Ukuran tubuhnya berkisar 1-1,5 mm.
Serangga dewasa
meletakkan telur di permukaan bawah daun muda.Telur berwarna kuning terang dan
bertangkai seperti kerucut. Stadia telur berlangsung selama 6 hari. Serangga
muda (nimfa) yang baru keluar dari telur berwarna putih pucat, tubuhnya
berbentuk bulat telur dan pipih. Hanya instar satu yang kakinya berfungsi,
sedang instar dua dan tiga melekat pada daun selama masa pertumbuhannya.
Panjang tubuh nimfa 0,7 mm. Stadia pupa terbentuk pada permukaan daun bagian
bawah. Ada jenis lain yang lebih besar disebut Aleurodicus dispersus atau kutu putih.
Serangga muda dan
dewasa mengisap cairan daun. Ekskreta kutu kebul menghasilkan embun madu yang
merupakan medium tumbuh cendawan jelaga, sehingga tanaman sering tampak
berwarna hitam. Kutu kebul merupakan serangga penular penyakit Cowpea Mild Mottle Virus (CMMV) pada
kedelai dan kacang-kacangan lain. Hama ini dapat menyerang tanaman dari famili
Compositae, Cucurbitaceae, Cruciferae, Solanaceae dan Leguminoceae.
Pengendalian
Pengendalian kutu bemisia ini dapat dilakukan dengan
cara:
·
Tanam serempak.
·
Pemantauan
secara rutin, apabila populasi tinggi disemprot dengan jenis insektisida Mitac
200 EC.
3.
Tungau
Merah (Tetranychus cinnabarius Boisduval)
Bioekologi
Tungau Merah (Tetranychus cinnabarius Boisduval) termasuk serangga dari jenis Acarina :
Tetranycidae. Tubuh tungau berwarna merah dengan tangkai putih. Panjang
tubuhnya sekitar 0,5 mm. Perkembangan dari telur hingga menjadi tungau dewasa
berlangsung selama kurang lebih 15 hari.Telur diletakkan di permukaan bawah
daun. Warna telur kuning pucat dan berbentuk bulat dengan ukuran 0,15 mm. Pada
musim kering, perkembangbiakan populasi tungau sangat cepat.
Tungau menyerang
tanaman dengan mengisap cairan daun sehingga daun berwarna kekeuning-kuningan.
Pada daun yang terserang akan dijumpai jaringan benang halus yang digunakan
oleh tungau dewasa untuk berpindah ke daun lain yang masih segar dengan cara
bergantung pada benang. Selain kedelai, tungau merah juga menyerang kacang
tanah, kacang hijau, kacang tunggak, kacang panjang, ubi kayu, pepaya dan
karet.
.
Pengendalian
Pengendalian tungau merah ini dapat dilakukan dengan
cara:
·
Tanam serempak.
·
Pemantauan
secara rutin, apabila populasi tinggi disemprot dengan akarisida Kelthene 200
EC dan Omite.
Daftar
Pustaka
Departemen Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. 2006. Hama, Penyakit dan
Masalah Hara pada Tanaman Kedelai. Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar