Assalamu'alaikum....Selamat Datang di MATAHARI DUNIA GUNUNGSARI....Blog anak Desa Gunungsari Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro BOJONEGORO DEVELOPMENT COMMITTEE (BOJODEC) adalah Organisasi Yang Bergerak Dalam Bidang Sosial Kemanusian. Bergabunglah Bersama Kami Untuk Bojonegoro Sejahtera Lahir dan Bathin

Jumat, 10 Mei 2013

Hama Tanaman Kedelai Bagian 4 (Akhir)


 HAMA PERUSAK POLONG



1.        Kepik Polong (Riptortus linearis Fabricius)

Bioekologi

Kepik polong (Riptortus linearis Fabricius) termasuk serangga dari jenis Hemiptera : Alydidae. Kepik polong dewasa mirip dengan walang sangit, berwarna kuning coklat dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya. Panjang tubuh kepik betina 13-14 mm dan yang jantan 11-13 mm. Telur diletakkan berkelompok pada permukaan atas atau bawah daun serta pada polong, berderet 3-5 butir. Telur berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, berdiameter 1,2 mm. Telur berwarna biru keabu-abuan kemudian berubah menjadi coklat suram. Setelah 6-7 hari, telur menetas dan keluar kepik muda (nimfa).
Dalam perkembangannya, kepik muda mengalami 5 kali pergantian kulit. Tiap pergantian kulit terdapat perbedaan bentuk, warna dan ukuran. Kepik muda mirip semut hitam. Rata-rata panjang tubuh nimfa pertama sampai kelima berturut-turut adalah 2,6 mm; 4,2 mm; 6 mm; 7 mm dan 9,9 mm. Kepik muda dan dewasa mengisap cairan polong dan biji. Cara menyerang dengan menusukkan stilet pada kulit polong dan terus ke biji kemudian mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering dan gugur. Selain kedelai, kepik polong juga menyerang Tephrosia sp., Acacia villosa, dadap, Desmodium, Solanaceae, Convolvulaceae, Crotalaria, kacang panjang dan kacang hijau.

Pengendalian

Pengendalian kepik polong ini dapat dilakukan dengan cara:
·         Tanam serempak.
·         Tanam tanaman perangkap Sesbania rostrata.
·         Penyemprotan insektisida bila mencapai ambang kendali (1 pasang imago/ 20 rumpun) dengan jenis insektisida Atabron 50 EC, Ambush 2 EC, Bassa 500 EC, Corsarr 100 EC, Decis 2,5 EC, Kiltop 500 EC atau Larvin 75 WP.

2.        Kepik Hijau (Nezara viridula Linnaeus) 
Bioekologi

Kepik hijau (Nezara viridula Linnaeus) termasuk serangga dari jenis Hemiptera : Pentatomidae. Kepik hijau dewasa mulai datang di pertanaman menjelang fase berbunga. Telur diletakkan secara berkelompok, rata-rata 80 butir, pada permukaan daun bagian bawah, permukaan daun bagian atas, polong dan batang tanaman. Bentuk telur seperti cangkir berwarna kuning dan berubah menjadi merah bata ketika akan menetas. Telur menetas setelah 5-7 hari. Kupik muda (nimfa) yang baru keluar tinggal bergerombol di atas kulit telur. Untuk menjadi serangga dewasa, nimfa mengalami 5 instar yang berbeda warna dan ukurannya. Panjang tubuh nimfa instar satu sampai lima berturut-turut 1,2 mm; 2 mm; 3,6 mm; 6,9 mm dan 10,2 mm. Kepik muda instar empat mulai menyebar ke tanaman sekitarnya. Pada pagi hari, kepik biasanya tinggal di permukaan daun bagian atas, tetapi pada siang hari akan turun ke bagian polong untuk makan dan berteduh. Kepik muda dan dewasa merusak polong dan biji dengan menusukkan stiletnya pada kulit polong terus ke biji kemudian mengisap cairan biji. Kerusakan yang diakibatkan oleh kepik hijau ini menyebabkan penurunan hasil dan kualitas biji. Tanaman inang selain kedelai adalah padi, kacang-kacangan, Crotalaria, kentang, wijen, jagung, tembakau, lombok dan Tephroisa.

Pengendalian

Pengendalian kepik hijau ini dapat dilakukan dengan cara:
·         Tanam serempak.
·         Pergiliran tanaman.
·         Tanam tanaman perangkap Sesbania rostrata.
·         Penyemprotan insektisida dengan jenis insektisida Atabron 50 EC, Ambush 2 EC, Bassa 500 EC, Decis 2,5 EC, Larvin 75 WP atau Matador 25 EC.

3.      Kepik Piezodorus (Piezodorus rubrofasciatus Fabricius)

Bioekologi

Kepik Piezodorus (Piezodorus rubrofasciatus Fabricius) termasuk serangga dari jenis Hemiptera : Pentatomidae. Kepik dewasa mirip dengan Nezara yaitu berwarna hijau, mempunyai garis melintang pada lehernya. Panjang badannya sekitar 8,8-12 mm. Kepik jantan mempunyai garis warna merah muda, sedangkan kepik betina garisnya berwarna putih. Telur diletakkan berkelompok pada permukaan daun bagian atas, polong, batang atau di rumput. Tiap kelompok terdiri dari 2 baris, berjumlah 9-42 butir. Telur berbentuk silinder, berwarna abu-abu kehitaman dengan strip putih di tengahnya. Setelah 4 hari, telur menetas dan keluar kepik muda (nimfa). Selama perkembangannya menjadi dewasa, kepik muda berganti kulit 5 kali. Kepik muda yang baru keluar dari telur ini tidak makan dan berkelompok pada permukaan kulit telur. Setelah berganti kulit, kepik muda mulai menyebar untuk mencari makan. Panjang tubuh nimfa instar satu sampai lima berturut-turut 1,1 mm; 2,23 mm; 3,34 mm; 5,3 mm dan 8,59 mm. Kepik muda dan dewasa menyerang dengan cara menusuk polong dan biji serta mengisap cairan biji pada semua stadia pertumbuhan polong dan biji. Kerusakan yang diakibatkan oleh pengisap ini menyebabkan penurunan hasil dan kualitas biji.

Pengendalian

Pengendalian kepik Piezodorus dapat dilakukan dengan cara:
·         Tanam serempak.
·         Pergiliran tanaman.
·         Tanam tanaman perangkap Sesbania rostrada.
·         Penyemprotan dengan insektisida.

4.        Ulat Penggerek Polong Kedelai (Etiella zinckenella Treit, Etiella hobsoni Butler)

Bioekologi

Ulat penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Treit, Etiella hobsoni Butler) termasuk serangga dari jenis Lepidoptera : Pyralidae. Serangga dewasa Etiella zinckenella berwarna keabu-abuan dan mempunyai garis putih pada sayap depan, sedangkan Etiella hobsoni tidak mempunyai garis putih pada sayapnya. Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. Pada saat diletakkan telur berwarna putih mengkilap, kemudian berubah kemerahan dan berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis merah memenjang. Ulat instar satu dan dua menggerek kulit polong, menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar dua, ulat hidup di luar biji. Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berwarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk di dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah menjadi ngengat, Tanda serangan berupa lubang gerek berbentuk bundar pada kulit polong. Apabila terdapat dua lubang gerek pada polong berarti ulat sudah meninggalkan polong. Selain pada kedelai, hama ini juga menyerang Crotalaria striata, kacang tunggak, kacang kratok (Phaseolus lunatus), Tephrosia candida, C. juncea, kacang hijau dan kacang tanah.

Pengendalian

Pengendalian ulat penggerek polong kedelai ini dapat dilakukan dengan cara:
·         Tanam serempak.
·         Pelepasan parasitoid Trichogramma bactrae-bactrae.
·         Penyemprotan dengan jenis insektisida Atabron 50 EC, Buldok 25 EC, Cymbush 50 EC, Fastac 15 EC, Marshal 200 EC, Matador 25 EC atau Ripcord 5 EC.

Daftar Pustaka

Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2006. Hama, Penyakit dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai. Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar