Komisioner
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai, pendidikan di
Indonesia telah gagal menjadikan para pelajar dan mahasiswa bersikap kritis
terhadap pelanggaran-pelanggaran, terutama sikap kritis terhadap perilaku
korupsi.
Selain
itu, banyaknya kasus korupsi di negeri ini, dinilainya sebagai salah satu
bentuk gagalnya pendidikan terutama di di tingkat Perguruan Tinggi (PT).
"Pendidikan
saat ini kering dari nilai perlawanan, sehingga mengalami tingkat empati sosial
yang rendah," kata Busyro usai menjadi pembicara dalam Talkshow Nasional
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur,
Jumat (17/5/2013).
Menurutnya,
PT gagal mengedukasi mahasiswa sebagai insan yang mampu mentransfer ilmu untuk
diterapkan dalam kehidupan riil. Menurutnya, pendidikan saat ini lebih banyak
hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan mengabaikan nilai-nilai perlawanan.
"Sehingga tak heran jika banyak orang kampus mengalami tingkat empati
sosial yang rendah," ucapnya.
Sebelumnya,
antropolog Universitas Indonesia (UI) Achmad Fedyani Saifuddin menilai, tak
diragukan perubahan sistem politik dari sentralisasi ke desentralisasi,
konsekuensi dari arus pemikiran globalisasi yang melanda dunia sejak akhir
tahun 1980-an.
"Kesadaran
kebangsaan paling tepat diinternalisasikan melalui proses pendidikan yakni
transmisi kebudayaan atau proses belajar kebudayaan. Proses ini tercermin dalam
konsep sosialisasi, kognisi, pengetahuan," ujarnya dalam sambutannya di
FISIP UI, Depok, Rabu 15 Mei 2013.
"Pendidikan
secara praktis biasanya dikaitkan dengan sekolah, pendidikan juga bisa
diarahkan dengan kepentingan lain termasuk doktrin politik nasionalisme untuk
memelihara kesadaran akan kesatuan sebagai suatu bangsa," imbuhnya.
Achmad
menambahkan pada abad ke-21 kini sumber informasi bagi siswa tak terbatas lagi
pada apa yang diberikan para pengajar. Para siswa bebas mengakses informasi
dari sumber lain melalui internet yang merupakan akibat langsung dari
globalisasi teknologi.
"Banyak
gagasan baru dari negara luar yang memasuki pikiran siswa yang mungkin
bertentangan terhadap materi yang dipelajari di sekolah, seperti pemerintah
China sekarang cemas dengan kecenderungan kebudayaan trans nasional pada
generasi muda yang memerosotkan nasionalisme. Sebab generasi muda sekarang
cenderung sadar global daripada sadar nasional," jelasnya.
Sedangkan menurut Pak Sangadji EM yang juga teman dari Pak Busyro Muqoddas dan saat ini beliau juga salah satu pimpinan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang mengatakan Saya
mengenal Pak Busyro Muqoddas ini sekitar tahun 1982, ketika semua orang takut
membela Hak Azasi Manusia, beliau tampil dengan gagah berani menjadi pembela,
kakak sepupu saya yang dicurigai pemerintah sebagai aktivis komando Jihad
Abdullah Umar. Waktu itu beliau adalah Direktur Lembaga Bantuan Hukum
Yogjakarta. Jadi keberanian beliau itu bukan baru lahir sekarang, sejak dulu
beliau itu sudah berani melawan kesewenang-wenangan pemerintah orde baru.
Ketika bertemu saya, saya pikir beliau lupa, karena kami ketemu sudah 31 tahun
yang lalu di gedung pengadilan Yogjakarta, dia lebih dulu memanggil saya Mas
Sangadji, andakan saudaranya Pak Abdullah Umar yang saya bela dalam kasus
komando Jihad Itukan ? saya bilang iya Pak, lalu beliau memeluk saya sambil berbisik,
insya Allah pak Abdullah Umar sudah di Surga, air mata saya lalu menetes,
beliau menegur saya jangan bersedih, beliau sudah bahagia. Abdullah Umar ini
adalah korban Proyek komando Jihad oleh Ali Murtopo, yang kemudian di tumpas
oleh pemerintah ORBA, dan tidak tahu dimana kuburnya setelah ditembak. Pak
Busyro sempat bertanya, apakah keluarga sempat diberitahu perihal penembakan
itu, saya jawyab tidak pernah ada pemberitahuan sampai sekarang. Selanjutnya
Pak Busyro menyatakan silahkan baca buku saya didalamnya saya mengupas habis
tentang kasus komando jihad ini. Beliau juag berkomentar jangan-jangan kasus
terorisme ini juga mirip-mirip dengan kasus komendo jihad di masa lalu, sebuah
proyek sengaja diciptakan untuk merusak citra umat Islam. Saya menimpali
mestinya umat Islam itu lebih cerdas agar tidak mudah menjadi korban rekayasa
pihak luar. beliau mengangguk tanda setuju.
Saya tidak
ingin terlalu banyak membahas masalah komando jihad atau terorisme, kita
kembali ke topik kita tentang "KONSTRUKSI POLITIK ETIK, WUJUDKAN INDONESIA BEBAS KORUPSI".
Di
Indonesia saat ini hampir semua organisasi politik termasuk organisasi sosial
keagamaan kalau ada perhelatan nasional maka pasti melibatkan yang namanya
money politics itu. Kecuali Muhammadiyah, sehingga teman saya pendekar Tapak
Suci Dr. Ir. Muhammad Sasmito Djati, M.Sc. Dosen UNIBRAW, dalam forum itu
menyatakan satu-satunya organisasi yang masih bisa diharapkan untuk menjadi
penggerak indonesia bebas korupsi adalah Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah
sangat anti money politics, lihat saja ketika muktamar ada pihak luar mau
membeli muktamar insya Allah tidak pernah berhasil. Kasus Aceh ketika Suharto
masih berkuasa untuk menghadang Mas Amin Rais, soeharto mengerah uang dan
menteri agama waktu itu untuk menggagalkan Amin Rais agar tidak terpilih menjadi
ketua PP Muhammadiyah akhirnya gagal total. Kita masih mempunyai moralitas yang
terjaga.
Menurut
Dr. Bisyro Muqoddas, Kaderisasi dan regenerasi peilaku korupsi di Indonesia
saat ini sedang berlangsung secara luar biasa. Hari ini kita tangkap orang,
besok perilaku korupsi terjadi lagi. Sehingga dalam forum itu saya menyatakan,
gimana mungkin orang mau kapok korupsi pak Busyro, kalau hukum yang mereka
terima itu terlalu ringan. Belum lagi baru menjalani separoh jalan, dibebaskan
secara bersyarat. Beliau menjawab, kita syukuri apa yang ada sekarang biar
berjalan dulu, ke depan KPK akan berusaha menuntut mereka para koruptor dengan
hukuman mati, namun hal ini juga bergantung pada itikad baik para hakim, KPK
hanya sebagai penyidik dan penuntut saja. Selanjutnya beliau menyatakan orang
yang melakukan korupsi itu ketika di KPK, semuanya mengidap penyakit jiwa,
Karena tidak pernah mau mengaku bahwa mereka pernah menerima uang sogok atau
menyogok. Bahkan menipu itu merupakan perilaku biasa, selalu mengaku menyatakan
tidak tahu. Berdasarkan hasil kajian para ahli KPK yang melibatkan beberapa
ahli dari perguruan tinggi, disimpulkan bahwa setiap mereka yang makan makanan
yang tidak halal melalui Korupsi itu ternyata sangat berpengaruh terhadap cara
berpikirnya, strtuktur kognitifnya sudah kacau. Mencuri melalui korupsi itu
dianggap biasa. Hal ini sejalan dengan hadist nabi bahwa barang siapa makan
makanan yang tidak halal maka ia akan menjadi darah, lalu mengalir ke seluruh
tubuh, lalu menjadi daging termasuk elemen otak dan hati maka akan mempengaruh
struktur dan cara berpikirnya sehingga ia menjadi sulit membedakan mana yang
baik dan mana yang tidak.
Selanjutnya
Pak Busyro mengemukakan, kalau Indonesia pingin lebih baik ke depan, maka ada
beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Civil
Society harus diberdayakan, untuk menekan pemerintah agar lebih tegas dalam
mengatasi korupsi. Pemerintah SBY dan DPR pernah merencanakan mengadakan
amamdemen undang KPK dengan menghilangkan tugas penuntutan yang ada pada KPK
tapi dengan demo masyarakat dan pemberitaan Pers maka niat ini diurungkan,
naskan amandeman lalu ditarik lagi dari DPR.
2.
Organisasi sosial kemasyarakatan, LSM, termasuk Muhammdiyah yang masih bersih
itu harus selalu menekan pemerintah agar supaya tetap mendukung KPK agar supaya
secara radikal untuk memberantas korupsi, termasuk penerapan hukum pembuktiaan
terbalik atas para koruptor
3. Pers
harus tetap di dukung untuk menyuarakan kebenaran, membongkar semua kejahatan
koruptor. Seringkali ada umat salah paham, mereka berpendapat, kalau membongkar
korupsi itu sama dengan mengungkap aib saudara sesama Muslim. Ini keliru kata
Pak Busyro, apakah kita membicarakan kejahatan Fir'aun itu sama dengan membuka
aib Fir'aun walaupun dia bukan Muslim.
4. Kepada
generasi muda terutama par aktivis Mahasiswa baik itu IMM, HMI, PMKRI, GMNI,
GMKI harus tetap di arus depan untuk menjadi motor pelopor pemberantasan
korupsi, karena para koruptor dan pemerintahan yang koruptor itu hanya takut
kepada mahasiswa. Sebagaimana penyair Rendah penah menyatakan "Presiden
takut pada Mahasiswa"
5. Kita
memulai memberatas korupsi ini harus dari diri sendiri. Ketika ada orang
memberi kita hadiah berupa uang maka kewajiban kita untuk bertanya, uang itu
berasal dari mana, dan dengan maksud apa dia memberikan hadiah, Jangan sampai
kita sangat keras sekali berteriak anti korupsi, tapi diam-diam kita menjadi
pelopor korupsi di Indonesia, sebagai mana kader-kader partai demokrat, Anas
Urbaningrus, Nazaruddin, An gelina Sonddaq ketika di televisi menyatakan No
pada korupsi tetapi diam-diam menjadi pelau korupsi kelas kakap.
Di akhir
dialog beliau bergurau, saat ini sifat nabi hanya tinggal 3 yaitu terdiri dari
Siddiq, Amanah danTabligh. Sifat Fathonahnya hilang karena, Fathonah sekarang
lagi ditahan KPK ha ha ha, ada-ada saja Mas Busyro sang pemberani ini, tetapi
tetap suka Guyon.
wah alhamdulillah selamat dan sukses
BalasHapustp sayang gak semua pihak terambil gambar :D
Alhamdulillah Zy, aq ada sebagian gambarnya..tapi dari memori aq pindah ke laptop koup tapi jika di kamera bisa dibuka.....hehehehe
HapusSip Mantap.. IMM Mantaapp...
BalasHapusbener...semoga tahun depan bisa lebih meriah dan semarak lagi....IMM JAYA
Hapus