Jakarta -
Republik Kosovo yang memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Februari 2008 belum
mendapatkan pengakuan penuh dari dunia. Serbia, Rusia dan Cina menolak.
Amerika, Inggris, Prancis, Turki dan sejumlah negara lain mendukung dan
mengakui. Sementara Indonesia belum menentukan sikap. Padahal
negara pecahan Serbia , dengan ibukota Pristina itu, berpenduduk mayoritas
Islam dan bisa menjadi negara pusat syiar di Jantung Eropa.
Ketua
Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. H. Din Syamsuddin MA, sudah beberapa kali
diundang oleh presiden Kosovo Atifete
Jahjaga untuk melihat dari dekat perkembangan Islam di negerinya
dan meminta bantuan agar pemerintah Indonesia mau mengakui kemerdekaan
Kosovo.
Untuk
mengetahui lebih jauh bagiamana persoalan yang sebenarnya di Republik
Kosovo PP Muhmmadiyah menggelar seminar di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah,
Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 23/5/2013, jam 13.00 wib-selesai.
Akan
hadir sebagai nara sumber, utusan dari Republik Kosovo dan tokoh-tokoh
terkemuka di tanah air, antara lain Mahfud Siddik (DPR RI) Prof Dr
Bachtiar Effendi (UIN Jakarta, dan Muhjidin Junaidi (MUI Pusat). Menurut
Din, seminar ini diharapkan bisa membuka mata pemerintah melihat kondisi yang
sebenarnya sehingga memberi dukungan penuh serta mengakui kemerdekaan Kosovo.
“Bahkan
secara berseloroh saya mengatakan kepada presiden Kosovo Atifete Jahjaga, andaipun pemerintah
Indonesia belum mengakui kemerdekaan negaranya, tapi Muhammadiyah sudah.
Muhammadiyah akan memberikan dukungan penuh,” ujar Din.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar