Mari kita berpikir
terbalik mengenai pemilihan umum di indonesia yang akan terjadi saat
ini....
Jika kita lihat secara teliti bahwa semua calon anggota legislatif bahkan calon
presiden pun adalah orang-orang politik yang secara disadari atau tidak oleh
masyarakat mereka akan tetap terikat kontrak oleh "klub" mereka
sendiri meskipun mereka mengatakan akan membela kepentingan rakyat dan
menyejahterakan rakyat dengan janji-janji manisnya. Akan tetapi tanpa disadari
sebenarnya rakyat hanya sebagai objek kekuasaan oleh "klub", jika
menguntungkan "klub" maka perbuatan apapun akan dilaksanakan demi
mewujudkan kejayaan "klub". Sebagai contoh si Mr.J yang dulu pernah
menjabat sebagai walikota "SL" didaulat oleh "klub"nya
untuk mengikuti pemilihan gubernur "J" dan akhirnya pun bisa menjadi
gubernur di porvinsi "J" setelah pemerintahan berjalan beberapa
bulan. Si Mr.J mengatakan tidak akan menjadi presiden di republik ini, karena
merasa belum pantas dan akan kosentrasi sebagai gubernur "J", hingga
beberapa hari yang lalu ia didaulat lagi oleh "klub"nya untuk menjadi
presiden dan ia pun mengikuti "klub"nya dan ia pun menghianati
ucapannya sendiri.
Kita hentikan sejenak terlebih dahulu mengenai pencapresan si Mr.J. Kita lihat
temannya yang se"klub" dengan MR.J yaitu Mrs.R yang juga menjabat
sebagai walikota di "SY" dengan prestasinya yang sudah diakui secara
mendunia dan program-program yang pro-rakyat nya dan kedekatannya dengan rakyat
kecil , dia diangkat bagaikan pahlawan di kota "SY". Bahkan ketika
wacana meluncur dengan deras mengenai Mrs.R akan mengundurkan diri sebagai
walikota "SY", karena adanya ketidak cocokan dengan wakilnya (yang
notabene adalah kawan se"klub") banyak dari masyarakat "SY"
bahkan diluar "SY" memberikan dukungan dan ada yang membuatkan petisi
dukungan ke Mrs.R. Bahkan email saya juga mendapatkan kiriman petisi tersebut,
akan tetapi saya tidak menghiraukan
petisi tersebut karena saya berpikir bahwa itu hanya wacana yang
diluncurkan oleh "klub"nya untuk mengetahui respon rakyat. Apakah
rakyat akan mendukung walikota Mrs.R atau mengacuhkan Mrs.R ? Dan JEBREEEET
bagaikan tikus lapar yang diiming-imingi keju, rakyat "SY" dan
indonesia tejebak dan masuk jebakan dalam wacana tersebut. Skenario yang
diluncurkan oleh "klub" ternyata berhasil 100% tanpa cacat dan
diakhir drama tersebut Bu Bos "Klub" datang dan seolah-olah
menghentikan gempa yang melanda "kota SY" dengan membawa bendera
"klub" dan tak lupa juga mengajak Mr.J duduk disampingnya dan si Bu
Bos duduk di tengah kedua tokoh besar yaitu Mr.J dan Mrs.R dan secara tersirat
mengatakn ini adalah anggota "klub" kami maka dukunglah
"klub" kami, karena tokoh-tokoh kalian adalah kader "klub"
kami. Dan lagi-lagi rakyat yang tidak mengetahui skenario tersebut hanya
sebagai objek kejayaan "klub".
Kita lihat hubungan
peristiwa dan skenario yang telah dilakukan oleh "klub" tersebut
antara Mr.J dan Mrs.R serta Bu Bos. Dari wacana-wacana yang diluncurkan oleh
"Klub" terhadap elektabilitas kadernya diberbagai daerah terlebih
adanya dukungan dari media yang luas ikut mengangkat citra dari Mr.J dengan
menyebutkan segala kebaikan dan prestasinya dan akhirnya secara sepihak tanpa
pertimbangan dari seluruh rakyat "J" si Mr.J diangkat secara sepihak
oleh "klub"nya menjadi capres. Ini menunjukkan secara jelas bahwa
sampai kapanpun Mr.J atau Mrs.R adalah orang "klub" dan akan tetap
patuh terhadap "klub"nya bukan terhadap rakyat. Dan oleh karena itu ,
pemilih pemula dan rakyat indonesia haruslah berhati-hati, karena meskipun mereka mengatakan akan membela
rakyat dsb pada dasarnya mereka tidak akan membela rakyat akan tetapi mereka
membela nama baik dan citra "klub". Jadi untuk apa biaya pemilu yang
besar dihabiskan hanya untuk memilih pemimpin yang hanya membela
"klub"nya masing-masing tanpa memperhatikan rakyat yang memilihnya.
Karena semua yang mereka lakukan adalah hanya untuk klub, rakyat hanya sebagai
sampul.
####LEBIH BAIK
GOLPUT daripada MENJADI OBJEK KLUB###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar