Dalam memasuki tahun ajaran baru 2014/2015 banyak dijumpai para orang
tua berebutan sekolah yang “dianggap” terbaik bagi anak agar kelak dimasa depan
mendapatkan masa depan yang baik dengan membekali anak dengan ilmu pengetahuan umum
yang terbaik pula. Akan tetapi banyak juga dari orang tua yang melupakan
tentang pendidikan moral, akhlak dan agama sehingga banyak dari orang tua lebih
memilih sekolah dasar daripada sekolah dasar swasta (Madrasah Ibtidaiyah).
Bahkan banyak dari orang tua melakukan berbagai cara agar anaknya bisa diterima
disekolah yang “dianggap” favorit, itu semua paradigma orang tua saat ini lebih
condong mementingkan ilmu pengetahuan umum saja tanpa diimbangi ilmu
pengetahuan agama baik. Kita semua tahu bahwa porsi pembinaan moral, akhlak dan
agama di sekolah negeri dan sekolah swasta (berbasis agama) jauh berbeda. Sebagai
contoh banyak dari para orang tua yang hanya mementingkan ilmu pengetahuan
malah terjebak dalam isi sekolah yang tidak memiliki moral dan mengakibatkan
tegerusnya nilai-nilai kesusilaan sehingga banyak terjadi kasus asusila seperti
pencabulan guru ke murid, murid ke murid, pencurian oleh anak, pembunuhan teman
sejawat dll
Sebagai contoh berdasarkan pengalaman saya ketika masa kanak-kanak dan
ketika sekolah disebuah sekolah swasta yang berbasis agama, lebih tepatnya
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 19 Gunungsari Bojonegoro. Dalam sekolah
tersebut selain diajarkan ilmu pengetahuan umum tapi juga diajarkan ilmu
pengetahuan agama. Mata pelajaran yang diajarkan untuk mendukung pintar secara
moral di sekolah tersebut antara lain PPKN, Aqidah Akhlak dll. Selain
peningkatan moral juga diberikan sosok panutan bagi anak didik sebagai contoh
dalam hidup ini seperti dalam mata pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
dalam mata pelajaran tersebut selain diajarkan tentang sejarah perkembangan
Islam juga diajarkan akhlak para pemimpin Islam seperti Nabi Muhammad SAW, Abu
bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu
Sina (Avicena) dll. Selain itu di sekolah tersebut juga diberikan sosok panutan
dalam negeri pada mata pelajaran Kemuhammadiyahan, sosok panutan antara lain
KH.Ahmad Dahlan, KH. Mas Mansyur, Jend.Soedirman, KH.AR.Fachrudin, Buya HAMKA
dll.
Dengan diberikan sosok panutan kepada para murid diharapkan para murid
bisa mendapatkan sosok panutan yang baik dan benar serta tidak melenceng dari
nilai-nilai moral, kesusilaan serta nilai agama. Sehingga kelak diharapkan
dapat terwujud manusia-manusia penerus bangsa yang tidak hanya pandai ilmu
pengetahuan umum tapi juga memiliki moral dan akhlak yang baik yang berdasakan
nilia-nilai keluhuran dan agama.
Jadi, memilih sekolah tidak hanya mempertimbangkan ilmu pengetahuan
umum saja tapi juga memilih ilmuu pengetahuan agama. Buktinya prestasi yang
diraih oleh siswa-siswi MIM 19 Gunungsari juga bisa sepadan dengan
sekolah-sekolah negeri lainnya.
Oleh karena itu mindset para orang tua harus dirombak agar tidak hanya
ilmu umum saja yang diperhatikan tetapi juga ilmu agama yang jauh lebih penting
bagi anak yang kelak dapat dipergunakan tidak hanya ketika dewasa tetapi juga
berguna bagi mereka yang menjadi pemimpin baik pemimpin bagi keluarga maupun
pemimpin masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar